Begini rasanya masuk ke komplek militer. Melalui pos penjagaan depan, laporan. Tanda pengenal ditinggal, diarahkan tujuannya, kemudian kembali bertemu pos penjagaan kembali lagi diarahkan. Tapi muter-muternya bagaikan labirin. Tak berujung pangkal. Jika bukan anggota pasti akan kesasar.

“Selamat pagi, mohon kaca mobil dibuka,” kata anggota pos jaga. “Mau kemana Mbak?”

“Selamat pagi Pak, maaf mau bertemu dengan Kapten Sihombing.”

“Dari kesatuan mana Mbak?”

“Apa ya. Apa ya.. “..,.

..Hmmm yang baretnya orange,” kataku mengingat.

Yang orang ingin pakai supaya keren hanya untuk foto, batinnya

“Owh paskhas kah Mbak,” tanya petugas pos jaga

“Hm mungkin,”kataku setengah main tebak tebakan. Dengan memandang, “Ganteng juga petugas pos ini kaya Ari Wibowo.”

Bergegas masuk kendaraan dan meninggalkan si ganteng itu.

“Eitt Mbak KTP nya mana? Kan harus ditinggal di pos penjagaan. Atau SIM boleh?”

Woww si ganteng nanyain aku, gembira.

“Sebentar mas, sy ambil dulu dalam dompet ya.” Batinnya, waduh cakep amat petugas satu nih. Kapan bisa kenalan.

“Eh, mana dompetku ya? “ Rina gelisah sendiri. Kalau hilang habislah. Uhh..kemana juga.

Tiba tiba nongol diantara pena dan bukuku.

“Ijin Mbak, jika boleh minta nomor HP ya ,” sapa anggota itu.” Lha uangku di dompet tidak ada. Gimana ya?”

Kutengok ada dua orang yang mendekatiku. Yaitu Topa dan Ridho ada di baju untuk seragam. Seakan melambuang anganku. Wahhh mereka mau membantu mencarikan uang itu lumayan kalau bantu keuangan juga. Semakin dekat semakin dekat petugas itu. Semakin dekat dan nafasnya ketahuan.

“Maaf Pak ini loh tangan saya capek, boleh dibantu dong.”

Akhirnya keadaan kembali kondusif. Aku bisa tetap jadi bank keliling.🤗