Dianawati

Berkah Dalem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pergumulan
Hari20 #TantanganGurusiana

Pergumulan

“Aku mau Nay, pesan satu,” ucap Tia

“Tapi kamu benar nggak apa-apa?” Nay benar- benar menyakinkan Tia.

“Ya iyalah memangnya kenapa.”

“Tia, seperti yang kamu lihat. Semester ini aku belum kasih tahu kamu kalau aku sibuk dengan pembuatan buku. Nah, sekarang lagi promo buku itu. Kalau buat kamu kaget, aku minta maaf,” Nay menatap terlihat sebahagia mungkin.

“Hufft.” Sontak Nay memeluk tubuh sahabatnya itu. Ia tahu, hanya itu yang bisa ia lakukan agar Tia tenang.

“ Nggak ada yang akan berubah dari aku untuk kamu. Meski nanti akan disibukan oleh kegiatanku. Kamu juga akan disibukan oleh hidupmu. Kita harus percaya itu. Allah sudah mengatur segalanya.” Tangannya melepaskan dekapan ke tubuh Tia, ada mata yang berbinar di pipi perempuan di hadapannya itu.

“Pulanglah, sudah malam. Besok pagi, aku akan menjemputmu.” Ucapan itu untuk melepas Tia pergi. Perpisahan orang tua kembali menjadi saksi hancurnya perasaan anak sebagai awal buah kasih sayang. Dan kini terjadi pada sahabatnya, Tia.

“Nay kamu harus mengambil kesempatan ini sebagai langkah pemasaran bukumu di pameran kebudayaan Indonesia minggu depan. Nagakarta Convention Center tidak jauh kok,” Tia memberikan semangat pada sahabatnya itu. Nay tidak hanya berambisi, bahkan sudah menanti saat ini sejak lama. Mencoba membuat buku kisah orang tuanya dan pengalaman mengajar anak didiknya. Dan rencana itu berjalan sesuai harapan, walau kena ‘didikan’ keras editornya. “Tak apalah, aku sungguh berterima kasih berkat editor aku tahu bagaimana cara awal menulis buku. Walau dikatakan bodrex 3!” saat Tia mempertanyakan kata kata ‘pedas’ editornya.”Ilmunya yang aku cari. Orang jawa timuran memang gitu, apalagi Arema hahhahaha. Santuy ajahhh,” Nay memberi kode.

Hari berganti hari, Tia semakin jarang terlihat. Nay mencari di sepanjang praktikum IPA hari ini namun tidak terlihat batang hidung sahabatnya itu. Akhirnya Nay memutuskan untuk pergi ke kampung Tia di Lamongan.

“Hahh, kok bisa datang kemari Nay?” gadis itu terkejut dengan hadirnya Nayla di rumah.

“Ampun dah, kemana saja? Dicariin tahu!”

“Sama siapa?” tanya Tia

“Akulahhh! Siapa lagi?” Nay menambil kue klepon dan memasukkan ke mulut. Tahu benar kesukaanku Tia nih, batinnya.

“Mbel, lapo mrene awakmu? Aku pingin menikmati pergumulan ku, hingga bisa tahu rasanya bersyukur. Suwun ya sudah nengok aku,” kata Tia dengan mata berkaca-kaca. “Aku sekarang tinggal dengan nenekku Nay, untuk uang kuliah masih dibiayai bapakku. Tapi ibu juga masih sering datang kemari. Karena pekerjaannya menetap di Surabaya.”

“Sabar Nduk. Moga dilancarkan kabeh lhah. Ono wektune nanti. Ayo makan soto Lamongan. Sudah lapar perutku,” menyudahi obrolan pasangan sahabat hari itu.

Thx Bu Isti &Tim MG. Buku ini berkisah ttg pengabdian istri prajurit, pendidik dan ibu rumah tangga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Oh bu siti...

03 Feb
Balas



search

New Post