Dianawati

Berkah Dalem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pesan Mbok Sri Rujak Teplak
Hari13#Tantangangurusiana

Pesan Mbok Sri Rujak Teplak

Sesungguhnya Rangga merasa tidak sanggup, namun Allah tidak memberi pencobaan melebihi kekuatan hamban-Nya. Ia memilih menikmati jeda, menjauh sejenak. Ia tidak pernah benar-benar sanggup berhenti mencintai Nayla. Setelah terjadi kesalahpahaman antara Nay dan Carien, ia sepakat break sejenak dari hubungannya dengan Nay, merantau jauh ke luar kota setelah pulang dari mengasah keterampilannya bahasa Mandarin di negeri China.

“Pak Rangga, antusias mahasiswa mengikuti program pelatihan bahasa Mandarin sangat tinggi. Apa anda tidak ingin melakukan riset tentang hal ini?” Dosen pembimbing akademik berhijab yang asih gadis itu menatap Rangga, Bu Nurul . “Sekaligus untuk menulis tesis anda.”

“Iya Ibu. Rencana saya juga begitu.”

“ Ya sudah, silahkan kamu cari referensi untuk judul tesis anda nanti.”

“Wow, secepat itukah ?” Rangga menelan ludah.

“Heiiiii…kenapa? Santuy saja. Tak perlu heboh gitu. Cari dulu buku sumber dan siapkan materinya jauh-jauh hari! Mulailah pelan-pelan,” jelas bu Nurul.

Mendengar penjelasan dari dosennya, ia segera keluar dari ruang konsultasi setelah mengucapkan terima kasih.

“Kali ini aku harus bisa menyelesaikan tepat waktu di semester ini. Menyibukkan diri. Sambil cari info tentang Nayla, kapan bisa bertandang ke rumahnya lagi.” Rangga mendorong sepeda kumbang hitam miliknya mengikuti langkah kaki. Hari ini sengaja ia off ambil cuti dari tempat kerjanya. “Mengayuh sepeda ke kampus sekalian berolahraga, kalau tidak seperti ini kapan lagi,” pikirnya. Ia berpikir untuk datang ke galeri seni Nayla di ujung jalan Antareja, berbagi cerita seperti biasanya. Namun diurungkannya niat itu. Masih terasa canggung dengan gadis itu. Masih ngulik soal perasaan.

Rangga berhenti di dekat penjual rujak teplak, tempat yang biasa ia datangi bersama Nayla. Tetapi kali ini ia datang sendiri. Rasanya sangat berbeda. Ada yang hilang, tapi mencoba kuat tetap saja sedih. Kenangan candaan Nay sekilat lewat di pikirannya.

“Datang sendiri nak Rangga?” tanya Mbok Sri penjual rujak teplak dengan ramah. Pertanyaan itu kadung nyesek di dadanya.

“Iya nih Mbok Sri! Sekalian jalan juga nengok simbok. Sehat Mbok?”

“Puji syukur, sehat Nak! Hehehe…semoga aja nak Rangga juga sehat juga. Tapi kelihatan kurusan. Sudah tidak usah dipikir abot abot, serahkan sama Gusti Alloh, biar diatur. Berdoa, ikhlas. Nggih to mas?” sambil ngunyah kinang di mulutnya.

“Syiapp Mbok!” Rangga tersenyum melihat Mbok sri, tetap semangat setiap hari menjalani harinya mencari nafkah. Malu juga, sudah kuyu dengan masalah percintaan.

“Bungkus dua ya Mbok, rujak teplaknya!” pesen Rangga. Walau teringat Nayla duduk di bawah dingklik waktu itu menunggu hasil rajikan rujak mbok Sri, tapi nasihat perempuan tua itu membuat lecutan di hatinya. Tetap semangat, kata orang badai pasti berlalu. Ayukkkk, go go go!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Rujak teplak Bun, monggo ada di Tegal. Terima kasih sehat dan sukses selalu Bunda

28 Jan
Balas

Hhha... enak tu rujaknya jdi ngiler...

27 Jan
Balas



search

New Post